Rabu, 23 November 2011

Arti Kesetiaan

25 Juli 2010
setelah itu status hubungan kami berpacaran. betapa senengnya hatii ini, rasanya lompat-lompat! nggak ada PDKT, cuma ketemu liat-liatan doang, jadi juga!dengan mawar merah dia nembak aku di depan kelas. aaaaaa, bikin melayang.
awal yang kalo dilat-liat super duper aneh, dan nggak masuk akal. tapi apa yang nggak mungkin di dunia ini?

2 bulan hampir berlalu. aku nemuin gejala-gejala yang bikin aku nggak enak. dia jarang sms aku, padahal dulu dia terus yang sms aku. kalau aku nggak bales, dia sms berulang-ulang. bahkan, pernah dia missed call. tapi nggak sekarang, sms paling cuma 10 doang sehari. hah, lucu kann!aku heran sama dia. aku curiga!terus aku tanya aja dia biar aku dapet kejelasan dari dia. dan aku plooong.

"Kamu sayang nggak sih sama aku, Wen?". Owen namanya, 
" Iyalah sayang...masak nggak sayang sama cewek kaya kamuu.." dengan gombalnya sambil nyubit pipiku. dalam hatiku, "dasar, gombal. penggombal golongan atass!". dan aku percaya aja sama Owen. 

Bodohnya aku!aku percaya gitu aja!dan ternyata dia selingkuh selama ini! aku tau dia selingkuh dari temennya, Joaness. dia ternyata gitu ya di belakangku! dasar, playboy cap cicak!sebulan dia jalinin hubungan itu. entah kenapa dia gitu sama aku. jahat banget! Joaness tau gitu waktu dia liat Owen boncengan sama cewek lain. betapa shocknya aku, shock berat! aku langsung sms dia, ketemu di tempat biasa. dan di situlah kami jaliin status "berpacaran" untuk yang terakhir kalinya

"Owen, kita putus. jangan tanya apa-apa lagi, nggak butuh penjelasanmu. semua jelas. kamu SELINGKUH! aku pergi. makasih semuanya, makasih banget!". kataku dobrak meja, dan pergi.
"Andin!". dia narik tanganku, dan ku lepas dengan sangat keras.
"Shut up! semua udah jelas. jangan hubungi aku!kita nggak kenal!" perjelas aku dengan melotot ke arahnya.
"Oke! kalo itu maumu!" katanya sambil melambai di udara seperti mengusir nyamuk.

Sialan!
aku jalan pulanng ke rumah, enggak naik taksi atau pun busway. aku memutuskan untuk jalan. sangat panas cuaca saat itu, tapi rasa gerah itu tertutupi oleh rasa sakit yang diberikan Owen padaku. hatiku yang panas. rsanya tercabik-cabik oleh pedang yang baru saja keluar dari pembakaran. PANASS!SAKIT!dalam hati, aku berkata. "Owen jahat! dia tega banget gitu ya!". dia berjalan di lampu merah, sampingnya adalah sebuah mobil carry biru yang jendelanya terbuka. terdengar suara radio, sedang mendendangkan lagu Rossa, tega. ia menatapi mobil itu. dalam hati ia berkata, "kurangajar!"

sampe rumah, mungkin satu ember terisi, luber bahkan. terisi dengan air mataku. berliter-liter air mata ku teteskan hanya demi dia. memang sangat bodoh! untung saat itu malam hari, semua sudah terlelap. untung juga, jarak kamar satu dengan kamar lainnya cukup jauh, sehingga sepuasnya aku dapat menikmati rasa sakitku ini. sangat menyedihkan, hancur keadaanku. tissu yang kemungkinan bisa diperas bertebaran dimana-mana. perihh..

tapi, tidak beruntung tentang hal ini.pagi-pagi berangkat dengan mata bengkak, dan saat upacara bendera. aku sangat malu! sempet ngelirik dia, matanya tidak bengkak, mungkin dia tidak menangis. ya, dia kan cowok yang macho kali ya, jadi kuat. oh, tidak. dia sudah terbiasa menyakiti seperti itu, sehingga dia tidak menangis. dia hanya memampang wajah sedihnya, sok sedih maksudku. 

dan semenjak itu, aku coba lupain dia. hasilnya, NIHIL! enggak bisa. segalaaa rencana yang udah aku rencanain, nol semua. diotakku cuma ada dia.1 bulan, mungkinbisa aku lupain dia. karena, waktu itu aku pindah sekolah karna pekerjaan ayahku, tapi balik lagi. hah, pekerjaan ayahku emang nggak jelas banget. masa pindah juga cuma 1 bulan? aneh. dan, KETEMU LAH LAGI! makin susah kan aku lupain dia. 

terus, entahh kenapa kami jadi sering smsn lagi, dan rasaku jadi makin kuatt! dan dia pun ngasih harapan ke aku.aku pun juga begitu. kami akrab lagi semenjak itu, sering telfon, sms, ketemuan. dan akhrinya, status hubungan kami meningkat jadi TTM deh. soalnya, dia udah punya pacar. tapi, salahkah aku?jadi TTMnya dia, sedangkan dia udah pacar?aku nggak ngehirauin pertanyaan itu. 

aku tunggu dia, senyam senyum sendiri. inget kenangna-kenangan gituu..tapi dia nggak ngasih respon apa-apa. dia jarang sms, telfon lagi coba! bahkan enggak pernah ketemuan lagi, jalan bareng. main juga. sekitar 1 bulan, nggak ada komunikasi apa-apa. di sekolah, juga cuek gitu! shock, sakit hati. ngerasa dipermanin sama dia!

Dear Diary :
dicampakkan gitu aja! aku cewek, Wen. nggak mungkin mulai dulu. inget janjimu apa?udah mulai pikun ya kamu?dan kamu masih bertahan gitu sam kekasih tersayang, tercintamu itu? apa yang kamu janjiin ke aku?balik ke aku kan? apa? janjim busuk Wen, BULLSHIT smua. kecewa aku sama kamu, kamu dateng tiba-tiba. ngasih harapan ke aku, dan sekarang. buang juga ya tiba-tiba! nggak tau diuntung! aku udah nunggu kamu!aku tau kamu pasti tau kalo aku nggak bakal ngehianatin kamu. aku bukan tipe cewek kaya gitu Wen, aku pasti nunggu kamu kok. tapi, apa yang kamu lakuin coba? kamu udah nyakitin berapa cewek sih?hingga kamu diemin aku kaya gini?aku kira kamu bener tulus Wen, bohong semua. BULLSHIT!!!!ini smua salahku, ya! karena aku, dnegan bodohnya percaya gitu aja sama gombalan mu itu. saking bodohnya ngulangin hal yang mneyakitkan lagi..kamu nggak pernah disakiti ya?oh ya lupa! kamu emang nggak pernah disakiti, tapi sering menyakiti. inget ya Wen, hukum karma masih berlaku. cobalah, rasamu kaya aku. mungkin kamu udah bunuh diri!
itu juga salahmu! kenpa kmu ngasih harapan ke aku? kamu mau bals dendam ya?hah, nyesek ..
aku sakit disini, kamu seneng-seneng sama pacarmu yang kamujanjiin bakal putus itu. hah,
untung ya aku sabar, baik hat! kalo nggak mungkin kepalamu udah aku bacok! ak potong rambutmu sampe botak tak tak! tak pukul pake palu yang gedhe banget itu, aku mutilasi sampe jadi atom! trus aku kremasi, buang di kawah gunung merapi.  stresss
AKU BENCI KAMU WEN!!!



Hujan turun dnegan derasnya,aku menunggu busway di halte. aku berencana akan mudik ke Surabaya. saat itu, aku melihat Owen berboncengan dengan pacarnya yang ia maksud selama ini. aku sangat shock, baru saja aku menulis diary tentang Owen, seperti orang tanpa dosa, ia lewat di depan halte. dan berhenti di depan halte, berboncengan mesra dengan kekasihnya. tanpa sadar, aku meneteskan air mata. lalu aku keluar dari halte dengan menagis. aku menyusuri jalan tanpa tujuan. hatiku sangat sedih, sangat sakit melihatnya. pikiranku kosong, pandanganku tanpa arah. tanpa kusadari Owen melihatku dan menyadari, bahwa dia  adalah aku.sempat aku menoleh ke belakang, tampaknya ingin ia menghampiriku, namun dengan jalan yang macet ia tidak mungkin menerobos jalan. dan dengan diboncengnya kekasihnya, tentu tidak mungkin ia mneghampiriku. ia hanya diam memperhatikan. tampaknya Owen merasa khawatir, terlihat dari wajahnya, kemudian kekasihnya mnegajak Owen ngobrol. hilanglah rasa kekhawatirannya padaku. semua orang memperhatikanku seperti orang gila sedang hujan-hujannan. dengan begitu, tidak ada yang tau bahwa aku sedang menangis. 

kemudian, aku berhenti menatap lampu merah. kemudian, aku mengingat2 segala kenangannya dnegan Owen. kemudian, air mataku semakin deras mengucur. kembali aku berjalan,  tanpa berpikir panjang aku menyebrang jalantanpa melihat jalan. dari jauh, melajulah sebuah mobil pick up bermuatan mawar merah dengan kecepatan sangat cepat. mobil itu tidak dapat mengendalikan stirnya, dibelokkanlah stirnya itu dan mneyerempetku menabrak trotoar kemudian mobil
itu terguling. bunga mawar bertebaran dimana-mana. Kepalaku membentur trotoar sangat keras. darah, air hujan, dan mwar bercampur menjadi satu menggenangi jalan. masih sedikit melek, ak menjangkau sekuntum mawar merah. aku mengingat ketika Owen memberikan mwar itu padaku di depan kelas. ia menangis, dan memeluk mawar itu. tak terasa duri yang aku genggam eerat-erat, karna aku tau akhirnya aku tidak akan pernah bertemu Owen lagi. dan disaat itulah, aku memejamkan mata.

Owen menangis ketika ia ditunjukkan jasad Andin yang mendekap mawar merah itu. Joaness, menemukan sebuah diary di dalam tasnya, kemudian ia memberikannya pada Owen ketika sedang menangis tersedu-sedu di depan jasad Andin sambil mendekapnya. tangisnya semakin kencang, dan berkali-kali memanggil namanya untuk bangun. percuma usahanya, hidup hanya sekali. dia menyesali semua perbuatannya. meski sangat sulit bagi Owen untuk merelakan Andin pergi dari dunia ini. dan disaat hujan itu lah, Owen melihat Andin hidup untuk terakhir kalinya. 
Owen pun memutuskan untuk setia kepada orang yang menyayanginya. dia mempersembahkan perubahan sikapnya ini untuk Andin. 
dari atas, Andin melihatnya dengan senyum. ia menampakkan diri pada Owen di dekat pintu. memanggilnya dan berkata, "Owen..terima kasih Owen. aku sangat menyayangimu." kemudian ia melambaikan tangannya dan lenyap sekejap mata. ia kembali menangis dengan sangat kencang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar